Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُعَاءَ
“Keadaan seorang hamba paling dekat dengan rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.”
(HR. Muslim no. 482)
Allah itu begitu dekat (qoriib) pada hamba yang berdoa. Allah juga memiliki keperkasaan.
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
قَرِيْبٌ بِالإِجَابَةِ عِنْدَ السُّؤَالِ بَعِيْدٌ بِالتَّعَزُّزِ لاَ يُنَالُ
“Allah itu dekat ketika ada yang berdoa. Allah itu jauh keperkasaan-Nya dari makhluk, tidak mungkin dikalahkan oleh makhluk.”
Allah itu mengabulkan doa orang yang meminta ketika ada yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Aturan berdoa ketika sujud:
(1) berdoa ketika sujud setelah membaca bacaan saat sujud seperti “SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA”,
(2) berdoa ketika sujud tidak dikhususkan pada sujud yang terakhir,
(3) berdoa dengan bahasa Arab,
(4) boleh berdoa dengan doa yang berasal dari Al-Quran,
(5) tidak boleh telat dari imam ketika berdoa saat sujud.